Mengenal Catalytic Converter Mobil, Semua yang Perlu Diketahui!
4 November, 2024
Gas buangan dari mobil berbahan bakar bensin mengandung zat polutan yang tidak baik untuk lingkungan. Maka dari itu, di setiap mobil memiliki sebuah komponen yang bernama Catalytic Converter.
Catalytic converter memiliki fungsi yang berkaitan dengan zat polutan dari sebuah kendaraan. Maka dari itu, penting untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan Catalytic Converter yang ada pada kendaraan.
Apa Itu Catalytic Converter?
Catalytic Converter adalah alat yang dipasang pada setiap mobil baik itu diesel maupun bensin, termasuk juga semua mobil keluaran Wuling seperti Almaz, Cortez, Confero dan Formo supaya gas buang harus memenuhi standar Euro 2. Alat ini adalah sebuah katalisator yang terletak pada saluran buang untuk menyaring hidrokarbon dan polutan lain hasil dari pembakaran mesin.
Sejarah
Meningkatnya perekonomian nasional dan global memicu pertumbuhan pada sektor transportasi yang naik dari tahun ke tahun. Data dari Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan ada 129.281.079, terdiri dari mobil penumpang 14.580.666, bus 2.486.898, mobil barang 7.063.433, dan sepeda motor 105.150.082 kendaraan pada tahun 2016.
Dampak dari meningkatnya kendaraan bermotor ini diikuti dengan meningkatnya emisi gas buang kendaraan. Padahal dalam emisi gas buang ini mengandung berbagai gas berbahaya seperti gas karbonmonoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), hidrokarbon (HC), dan partikulat lain (Particulate Matter/PM) yang memberikan dampak negatif ke lingkungan apabila sudah melebihi ambang batas.
Untuk mengurangi emisi inilah Eropa mengeluarkan peraturan yang mewajibkan semua mobil bahan bakar bensin menggunakan katalis pada tahun 1992 yang kemudian disebut standar Euro-1. Dan kemudian perkembangannya diikuti dengan lima set standar berikutnya yaitu standar Euro-2 (1996), Euro-3 (2000), Euro-4 (2005), Euro-5 (2009), dan Euro-6 (2014). Setelah itu Amerika dan Jepang juga melakukan standarisasi emisi gas buang, namun apa yang dirumuskan Eropa pertama kali memiliki standar yang jauh lebih baik.
Catalytic Converter pertama kali digunakan pada saat Euro 2 sudah mulai dipergunakan di Indonesia pada tahun 2007. Standar Euro sendiri adalah standar emisi yang memiliki kaitan erat dengan udara bersih dan lingkungan sehat. Tingginya pencemaran udara akibat industri terutama industri kendaraan bermotor membuat banyak negara melakukan standarisasi terkait emisi gas buang. Level standar Euro terbaru adalah Euro 6 dan di Indonesia sendiri saat ini menerapkan level Euro 2.
Berikut ini adalah daftar lengkap spesifikasi mobil sesuai dengan standar Euro
- Euro-1
Mulai memperkenalkan Catalytic Converter dan bensin tanpa timbal
Batas emisi Euro-1 (bensin) CO: 2,72 g/km HC + NOx: 0,97 g/km
Batas emisi Euro-1 (diesel) CO: 2,72 g/km HC + NOx: 0,97 g/km PM: 0,14 g/km
- Euro-2
Mulai memperkenalkan batas emisi yang berbeda pada mesin diesel dan bensin pada empat parameternya.
Batas emisi Euro-2 (bensin) CO: 2,20 g/km HC + NOx: 0,50 g/km
Batas emisi Euro-2 (diesel) CO: 1,00 g / km HC + NOx: 0,70 g/km PM: 0,08 g/km
- Euro-3
Mulai memperkenalkan batas terpisah untuk emisi nitrogen oksida dan hidrokarbon pada mesin diesel dan bensin.
Batas emisi Euro-3 (bensin) CO: 2,30 g/km HC: 0,20 g/km NOx: 0,15 g/km
Batas emisi Euro-3 (diesel) CO: 0,64 g/km HC: 0,56 g/km NOx: 0,50 g/km PM: 0,05 g/km
- Euro-4
Mulai mengurangi partikulat dan nitrogen oksida pada mesin diesel secara signifikan. Mobil bermesin diesel mulai menggunakan Diesel Particulate Filter (DPF)
Batas emisi Euro-4 (bensin) CO: 1,00 g/km HC: 0,10 g/km NOx: 0,08 g/km
Batas emisi Euro-4 (diesel) CO: 0,50 g/km HC + NOx: 0,30 g/km NOx: 0,25 g/km PM: 0,025 g/km
- Euro-5
Mulai memperkenalkan Diesel Particulate Filter System (DPFS) di semua mobil diesel. Mobil bensin juga mulai memperkenalkan direct injection untuk membatasi partikulat.
Batas emisi Euro-5 (bensin) CO: 1,00 g/km HC: 0,10 g/km NOx: 0,06 g/km PM: 0,005 g/km
Batas emisi Euro-5 (diesel) CO: 0,50g/km HC + NOx: 0,23 g/km NOx: 0,18 g/km PM: 0,005 g/km PM: 6,0×10 ^ 11 /km
- Euro-6
Mulai memperkenalkan reduksi katalik selektif dan sistem resirkulasi gas buang untuk menurunkan sampai dengan 67% nitrogen oksida pada bahan bakar diesel dan memperkenalkan batas jumlah partikel pada mesin bensin.
Batas emisi Euro-6 (bensin) CO: 1,00 g/km HC: 0,10 g/km NOx: 0,06 g/km PM: 0,005 g/km PM: 6,0×10 ^ 11 / km
Batas emisi Euro-6 (diesel) CO: 0,50 g/km HC + NOx: 0,17 g/km NOx: 0,08 g/km PM: 0,005 g/km PM: 6,0×10 ^ 11 / km
Jenis
Saat ini ada 3 jenis Catalytic Converter yang digunakan pada mobil, yaitu
1. Oxidation Catalyst (OC)
Pada jenis CCO (Catalytic Converter for Oxidation), Oksigen akan melakukan reaksi dengan CO dan HC untuk membentuk CO2 dan H2O yang tidak mengandung polusi. Supaya proses oksidasi ini dapat berjalan dengan baik, pada exhaust manifold harus ada udara murni. Selanjutnya gas buang harus disirkulasikan kembali melalui sistem EGR karena hanya sedikit mengurangi NOx.
2. Three-Way Catalyst (TWC)
Dari semua tipe Catalytic Converter, tipe yang satu ini adalah yang paling ideal. Karena selain CO dan HC, NOx juga akan diubah menjadi zat non polusi. Proses NO dan O2 akan difungsikan sebagai komponen yang menyebabkan terbakar (oksidasi), sementara CO dan HC sebagai komponen yang terbakar akan bereaksi dan membentuk CO2, H2O dan N2.
3. Three-Way Catalyst & Oxidation Catalyst (TWC-OC)
Tipe Catalytic Converter ini merupakan kombinasi dari oxidation catalyst dan three way catalyst yang bertujuan untuk mengurangi polusi udara lebih banyak.
Oh ya, Wuling punya informasi menarik yang sayang untuk kamu lewatkan.
Ayo, jangan lewatkan kesempatan untuk mendapatkan brosur kami yang informatif.
Fungsi Catalytic Converter
Fungsi Catalytic Converter adalah mengurangi emisi gas buang. Seperti yang kita ketahui dalam gas buang mobil terdapat sangat banyak zat polutan seperti Nitrogen Oksida (NOx), Hidrokarbon (HC), Karbon monoksida (CO) dan masih banyak lagi. Catalytic Converter terletak di dalam knalpot mobil. Dengan adanya alat ini emisi gas buang yang mengandung sangat banyak zat polutan tersebut menjadi jauh lebih bersih.
Cara Kerja Catalytic Converter
Katalisator Catalytic Converter memiliki bentuk seperti sarang lebah dan terbuat dari platinum atau paladium yang menyatu dengan sebuah blok keramik. Gas buang yang menyentuh logam katalisator akan mengalami reaksi kimia dan mengakibatkan hilangnya zat polutan seperti hidrokarbon (HC). Ol gas yang keluar lebih bersih dan tidak lagi mengandung zat polutan berbahaya.
Logam platinum atau paladium yang digunakan sebagai katalisator tidak akan berubah sifat dengan adanya reaksi kimia ini, namun akan mengalami penurunan kemampuan. Kemampuan komponen ini akan menurun sebesar 35% setelah penggunaan 100.000 km, namun usianya akan semakin pendek apabila mobil digunakan pada lokasi dengan tingkat kemacetan yang tinggi.
Pencurian Catalytic Converter
Katalisator ini harganya cukup mahal karena terbuat dari platinum dan paladium, tidak heran kalau komponen ini seringkali menjadi sasaran pencuri karena bisnis daur ulangnya sangat berkembang termasuk di Indonesia. Namun pada kebanyakan mobil modern sekarang, Catalytic Converter diletakkan pada rumah sensor oksigen yang terletak pada area pembuangan gas di dekat blok mesin sehingga lebih sulit untuk dicuri.
Tindakan pencegahan terhadap pencurian Catalytic Converter ini dapat dilakukan dengan tidak memarkir mobil secara sembarangan. Sebaiknya parkir mobil Anda dalam garasi tertutup supaya terhindar dari tangan iseng. Apabila seandainya Anda tidak dapat melakukannya tempatkan mobil pada posisi yang mudah untuk diawasi. Anda bisa juga menambahkan pengikat dan baut tambahan untuk meningkatkan keamanan dari komponen ini.
Ciri-Ciri Catalytic Converter Rusak
Komponen ini termasuk sangat sensitif, salah satu penyebab pendeknya umur Catalytic Converter selain tingkat kemacetan adalah kualitas bahan bakar yang jelek sehingga mengakibatkan pembakaran menjadi tidak sempurna. Tumpukan kotoran yang berasal dari luar dan masuk ke dalam ruang mesin juga dapat mengakibatkan Catalytic Converter tersumbat. Tersumbatnya Catalytic Converter mengakibatkan turunnya performa mobil hingga mogok.
Anda dapat memperhatikan kerusakan pada Catalytic Converter dengan memperhatikan beberapa gejala berikut ini:
- Mobil tidak bisa berakselerasi walaupun Anda sudah menginjak pedal gas. Akibatnya konsumsi bahan bakar akan menjadi lebih boros
- Akan tercium bau telur busuk atau belerang. Selain itu asap yang keluar dari knalpot lebih pekat dari biasanya.
- Pada bagian bawah mobil akan lebih panas dari biasanya. Biasanya ini terjadi akibat terjadi kebocoran pada katup.
Range Harga Catalytic Converter Mobil
Pada dasarnya ada dua penyebab umum kerusakan pada komponen yang satu ini, karena faktor usia atau terbentur. Kerusakan karena faktor usia seperti keropos pada bagian dalam biasanya jauh lebih lama karena usianya mencapai 10 tahun atau 100.000 km. Namun kalau akibat kebocoran akibat benturan, kerusakan ini bisa terjadi kapan saja. Kalau sudah begini tidak ada jalan lain selain melakukan penggantian.
Toko otomotif atau bengkel resmi biasanya menjual Catalytic Converter sehingga sangat mudah ditemukan. Namun harga Catalytic Converter mobil ini tergolong cukup mahal tergantung dari jenis mobil yang digunakan. Pada umumnya harga yang dijual berkisar antara 3 juta rupiah sampai 10 juta rupiah.
Bahkan Catalytic Converter ini ada yang dijual bekas karena harga asli yang cukup tinggi. Namun sebaiknya Anda membeli yang asli, ya! Selain itu, Anda juga dapat menemukan Catalytic Converter cleaner agar membuat kualitasnya dan mesin mobil tetap terjaga performanya.