Kenali Bahaya Aquaplaning, Penyebab & Cara Mengatasinya
29 November, 2023
Mengendarai mobil di musim hujan, ternyata memiliki sebuah risiko tersendiri. Apalagi berkendara dengan menerobos genangan air hingga banjir di jalan raya dapat menyebabkan sebuah kecelakaan yang fatal.
Salah satu risiko yang terjadi dalam keadaan tersebut ialah aquaplaning yang bisa terjadi saat keadaan jalanan basah atau banyak genangan air. Genangan air ini dapat membuat mobil kehilangan daya cengkram yang baik dari roda dan aspal yang mengakibatkannya hilang kendali.
Meski demikian, kasus aquaplaning memang tidak sering terjadi namun tetap harus diwaspadai agar dapat menghindari sebuah kecelakaan di kemudian hari. Biasanya kecelakaan seperti ini terjadi apabila keempat ban mobil sudah kehilangan cengkeraman saat berkendara di jalan.
Maka dari itu, harus selalu waspada di jalan raya saat berkendara. Terutama saat cuaca buruk dan jalanan dipenuhi air lebih baik mengurangi kecepatan demi keselamatan.
Berikut penjelasan mengenai aquaplaning, mulai dari penyebab hingga cara mengatasinya.
Apa Itu Aquaplaning?
Aquaplaning pada mobil adalah keadaan di mana ban kehilangan daya cengkramannya sehingga menyebabkan kehilangan kendali atas kendaraan. Situasi ini umumnya terjadi saat kendaraan melintasi permukaan jalan yang tergenang air, yang dapat diakibatkan oleh hujan atau banjir.
Penting untuk diketahui bahwa aquaplaning tidak hanya terbatas pada kondisi genangan air tinggi akibat cuaca buruk, melainkan juga dapat terjadi pada genangan air yang sedikit.
Selain itu, aquaplaning dapat dipicu oleh air yang berasal dari kendaraan lain yang melintas di jalan. Selain itu, banyak pula yang menyebut fenomena aquaplaning dengan istilah hydroplaning.
Oleh karena itu, perlu diingatkan untuk tidak hanya mengartikan aquaplaning sebagai fenomena dengan genangan air yang memiliki ketinggian signifikan. Fenomena ini dapat terjadi dalam berbagai kondisi, termasuk pada genangan air yang relatif sedikit namun dilintasi oleh mobil dengan kecepatan tinggi.
Waspada Aquaplaning di Jalan Tol
Ada beberapa kasus kecelakaan di jalan tol yang disebabkan oleh aquaplaning, seperti kasus kecelakaan tunggal hingga mobil tergelincir yang menyebabkan tabrakan. Di jalan tol sendiri sebagai jalan yang bebas hambatan, seringkali menjadi jalan yang dilalui para pengemudi dengan kecepatan tinggi.
Tidak semua ruas jalan di jalan tol bisa kering atau bebas genangan air ketika musim hujan dan banjir. Maka dari itu, pengemudi harus selalu waspada saat mengemudi di jalan tol ketika situasi tersebut. Sebisa mungkin menghindari atau mengurangi kecepatan agar tidak terjadi aquaplaning yang membuat mobil tergelincir.
Ciri-ciri Mobil Mengalami Aquaplaning
Untuk mengetahui ciri-ciri mobil yang mengalami aquaplaning atau tidak, terdapat sejumlah tanda yang dapat diidentifikasi:
- Pertama, terdengarnya suara mesin kendaraan yang tiba-tiba lebih nyaring dari biasanya yang dapat menjadi petunjuk. Fenomena ini terjadi karena mesin terpapar oleh genangan air yang deras, menyebabkan peningkatan suhu dan menghasilkan suara yang lebih keras.
- Kedua, perubahan yang terlihat pada kopling persneling, meskipun tidak melakukan pergantian gigi, namun mobil tersebut terkesan melaju semakin kencang. Keadaan seperti mobil dipacu dengan kencang dengan menambahkan gigi perseneling.
- Ketiga, sensasi kendaraan yang terasa lebih ringan adalah ciri lainnya, dikarenakan tekanan air yang signifikan mampu menyebabkan mobil terangkat. Bagian belakang mobil pada sisi-sisinya juga mungkin terasa melayang. Kondisi ini umumnya dikenal sebagai fishtailing.
Penyebab Aquaplaning Mobil
Aquaplaning terjadi akibat dari terbentuknya lapisan pemisah antara permukaan jalan dan ban kendaraan. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya kontak antara ban mobil dan permukaan jalan sementara waktu. Keadaan ini terjadi saat ban melintasi sebagian jalan yang tergenang air, di mana adanya lapisan pemisah menjadi penyebab utama.
Secara umum, ban selalu memiliki kontak dengan jalan karena adanya bobot pada kendaraan. Meskipun demikian, pada bagian bawah kendaraan terdapat ruang kosong yang menerima aliran udara saat kendaraan bergerak maju. Aliran udara tersebut menghasilkan gaya angkat, yang semakin besar seiring peningkatan kecepatan kendaraan.
Gaya angkat inilah yang menyulitkan ban kendaraan untuk tetap bersentuhan dengan permukaan jalan, menciptakan sensasi melayang. Sementara itu, air memiliki viskositas yang membuatnya lambat mengalir, sehingga sebagian air tetap tertahan di bawah ban dan membentuk lapisan tipis.
Lapisan tipis ini menyebabkan telapak ban tidak menyentuh secara langsung permukaan jalan, mengakibatkan hilangnya traksi. Saat kondisi ini terjadi, pengemudi sering kali tidak menyadari secara cepat karena peristiwa aquaplaning terjadi dengan sangat cepat, bahkan hanya dalam sepersekian detik, yang dapat mengakibatkan hilangnya kendali atas kendaraan.
Kehilangan kendali pada kendaraan, terutama jika dalam kecepatan tinggi dapat membahayakan keselamatan pengemudi dan penumpang.
Maka, setelah mengetahui potensi bahaya saat melintas di jalan yang tergenang air, sangat penting bagi Anda untuk selalu waspada dan melakukan langkah-langkah antisipatif. Dengan demikian, ketika terjadi aquaplaning, kendaraan masih dapat dikendalikan dengan baik.
Melihat dari penyebabnya, sangat penting untuk memperhatikan kondisi tekanan ban pada mobil. Terkadang dianggap cukup sepele oleh sebagian orang namun bisa menjadi penyebab kecelakaan yang fatal.
Padahal ban merupakan bagian dari mobil yang langsung bersentuhan dengan permukaan aspal. Sampai saat ini semakin banyak mobil dengan fitur canggih seperti Tire Pressure Monitoring System (TPMS) yang ada di Wuling Alvez untuk mengecek kondisi ban mobil agar terhindari dari aquaplaning.
Cara Menghindari Aquaplaning
Potensi bahaya dari aquaplaning di jalan raya sangat fatal, agar tidak terjadi sebuah kecelakaan yang merugikan bagi pengemudi dan penumpang, Anda dapat melakukan beberapa cara untuk menghindari aquaplaning sebagai berikut:
-
Pemeriksaan Rutin Tekanan Ban
Agar dapat mencegah terjadinya aquaplaning, disarankan untuk secara berkala memeriksa tekanan ban dalam waktu tertentu. Tekanan ban yang sesuai dengan rekomendasi produsen dapat mengurangi risiko kehilangan kendali kendaraan, khususnya saat melintasi jalanan yang basah.
-
Penyesuaian Kecepatan Sesuai Kondisi Jalan
Pada saat hujan deras, jarak pandang tentu akan berkurang dan jarak pengereman menjadi lebih panjang. Oleh karena itu, selalu bijak untuk mengurangi kecepatan kendaraan. Menyesuaikan kecepatan dalam kondisi tersebut akan secara efektif mengurangi risiko total aquaplaning, di mana keempat ban kehilangan daya cengkeramannya.
-
Nonaktifkan Mode Kontrol Jelajah (Cruise Control)
Apabila mode kontrol jelajah (cruise control) aktif, sebaiknya nonaktifkan untuk mendapatkan kendali kendaraan secara manual. Hal ini penting dalam situasi yang memerlukan respon cepat terhadap kondisi jalan yang berubah-ubah.
-
Pandangan Jauh ke Depan
Dengan mengarahkan pandangan ke depan dengan jarak yang memadai, Anda dapat mengantisipasi adanya genangan air yang signifikan di sepanjang tepi jalan. Tindakan ini membantu mencegah terjadinya aquaplaning dengan memberikan waktu yang cukup untuk merespons dan menghindari area berpotensi berair.
Cara Mengatasi Aquaplaning
Apabila mengalami aquaplaning ketika berkendara di jalan raya, pastikan untuk ingat melakukan beberapa cara dibawah ini. Tidak perlu cemas hingga khawatir namun tetap menjaga kondisi untuk berpikir secara jernih.
Pertama-tama, sangat penting untuk tidak panik dalam kondisi seperti ini. Karena apabila panik tentu tidak akan mampu mengendalikan diri yang dapat meningkatkan risiko kecelakaan dalam waktu singkat.
Kedua, pastikan untuk menjaga kendali setir kendaraan secara mantap dan dalam posisi yang lurus ketika menghadapi keadaan aquaplaning. Kemampuan untuk menguasai kendaraan menjadi kunci dalam mengatasi kondisi tersebut.
Adapun langkah ketiga, adalah melakukan pengereman secara perlahan-lahan. Pengereman yang terkontrol dan bertahap dapat mengurangi kemungkinan ban mengalami selip, memberikan kontrol ekstra dalam mengatasi potensi bahaya.
Terakhir, dalam langkah keempat, menurunkan tekanan pada pedal gas secara perlahan. Berkendara pada permukaan jalan yang basah memerlukan kehati-hatian ekstra karena tekanan air yang signifikan dapat menyebabkan terangkatnya kendaraan.
Setelah mengetahui bahaya dari aquaplaning, tentu menjalankan kendaraan dengan kecepatan yang moderat serta selalu waspada akan memungkinkan pengemudi untuk aman. Selalu utamakan keselamatan dalam berkendara dan mematuhi rambu lalu lintas agar tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain.