Transmisi Otomatis: Jenis, Cara Kerja, hingga Kelebihan
31 Mei, 2022
Mayoritas dari kita pasti sudah tahu bahwa tuas transmisi pada mobil ada dua jenis, yaitu transmisi manual dan otomatis. Namun bukan berarti semua orang bisa memakai kedua transmisi tersebut. Anak muda jaman sekarang kebanyakan lebih mahir mengendarai mobil dengan jenis transmisi otomatis seringkali disebut matic karena kemudahannya untuk dikontrol dengan hanya menggunakan satu kaki.
Jenis Transmisi Otomatis pada Mobil
Kemacetan yang rutin terjadi di pusat kota besar seperti Jakarta, Bandung, atau Surabaya, membuat banyak pengemudi mobil kelelahan di kakinya akibat terlalu sering menginjak pedal kopling, gas, dan rem secara bergantian di tengah kemacetan yang bisa berlangsung dari 2 hingga 4 jam lamanya (tergantung ke mana tujuanmu).
Tiga pedal tersebut hanya ada di mobil dengan transmisi manual, sedangkan di transmisi otomatis hanya ada pedal gas dan rem, sehingga control menggunakan satu kaki pun dimungkinkan.
Biasanya ada 4 jenis transmisi otomatis yang dikenal di Indonesia. Contoh transmisinya adalah transmisi AT conventional (AT), continuous variable transmission (CVT), dual clutch transmission (DCT) dan automated manual transmission (AMT).
Keempat transmisi ini adalah yang paling terkenal di Indonesia dan perbedaannya hanya terletak pada teknik kerja dan teknologinya saja.
Hydraulic Automatic Transmission (AT)
Transmisi matik konvensional ini menggunakan torque converter untuk mengubah tenaga mekanis mesin supaya bisa menjadi energi gerak dan mengirimkannya kepada drive shaft. Transmisi ini paling banyak digunakan di Indonesia dan digunakan oleh mobil MPV sejuta umat.
Continuous Variable Transmission (CVT)
Pada CVT, penggerak utama transmisinya adalah puli dan sabuk baja bertugas untuk mengatur perubahan rasio gigi dan disesuaikan dengan putaran mesin.
Transmisi ini membuat hentakan saat perpindahan gigi menjadi sangat halus sehingga hampir tidak terasa dan umumnya lebih irit bahan bakar. Sedangkan AMT jarang sekali dipakai oleh mobil yang banyak beredar di Indonesia, sehingga kegunaannya pun kurang dikenal.
Dual Clutch Transmission (DCT)
Transmisi yang satu ini adalah transmisi manual yang mekanisme kerja pedal kopling nya diubah menjadi otomatis. Hal itu membuat transmisi yang satu ini bisa dibilang transmisi manual yang diotomatiskan.
Transmisi ini menggunakan 2 kopling ganda yang dikendalikan komputer supaya bisa berfungsi atas transmisi genap dan ganjil. Transmisi yang ini menggunakan sistem komputerisasi sehingga perpindahan giginya memiliki ritme sendiri. Sistem ini juga akan mencari tahu kebutuhan pengendara supaya perpindahannya menjadi lebih baik.
Automated Manual Transmission (AMT)
Sejatinya, AMT berarti transmisi manual—kontrol kopling dan persneling—yang diotomatiskan. Transmisi ini pada masa awalnya dikembangkan pernah diadopsi oleh Ferrari di tahun 1988. Transmisi jenis ini cenderung lebih murah ketimbang CVT, sehingga mobil yang menggunakan transmisi ini pun cenderung lebih terjangkau dari segi harga.
Dalam hal bahan bakar, ada juga yang menyatakan bahwa AMT lebih irit, namun tentunya perkara konsumsi bahan bakar tidak hanya tergantung pada jenis transmisinya saja, tetapi juga cara pemakaiannya.
Pastikan bahwa cara mengemudi stabil dan tidak kebut-kebutan. Semakin jarang ngegas, maka bahan bakar yang dikonsumsi mesin pun akan lebih irit. Tekanan ban yang kurang pun membuat laju kendaraan lebih berat sehingga akan menyedot lebih banyak bahan bakar. Pemanasan suhu pada mesin dapat membuat mesin lebih boros dalam konsumsi bahan bakar, pastikan menggunakan pelumas yang tepat dan rajinlah untuk menggantinya secara rutin.
Kaca jendela juga perlu dilapisi film agar panas di dalam kabin tidak berlebihan dan tidak membuat AC mobil bekerja lebih berat yang akan mengakibatkan bensin cepat habis. Hindari juga parkiran yang terlalu panas dan gunakan krey atau sunshield untuk kaca depan.
Perbedaan CVT dan AT
Meskipun memiliki perbedaan pada komponen teknologi tetapi kedua transmisi ini masih digunakan pada mobil matic. Pengendara biasanya hanya perlu menggunakan pedal gas dan rem saja tanpa harus menggunakan pedal kopling.
Perbedaan dari dua komponen ini tidak hanya terletak pada teknologi dan komponen saja tetapi juga cara kerjanya. Memahami cara kerja dari kedua sistem ini akan membuat kamu lebih paham akan kedua sistem ini. Cara kerja CVT biasanya menggunakan dua komponen, yaitu puli dan sabuk baja.
Sistem pompa fluida akan mendorong puli supaya tenaga yang disalurkan akan menjadi lebih sempurna terhadap dua roda belakang yang membuat perubahan kecepatan dan torsi menjadi lebih cepat. Hal inilah yang membuat transmisi yang satu ini memiliki performa kerja yang lebih mulus.
Perpindahan level percepatan pada mobil akan menjadi lebih mulus sehingga menjadi lebih nyaman. Transmisi ini juga membuat beban kerja mesin menjadi lebih ringan. Berbeda dengan transmisi konvensional yang menggunakan torque converter.
Komponen ini biasanya akan menggunakan tekanan oli yang asalnya berasal dari badan katup pada transmisi otomatis supaya bisa menggerakkan input shaft. Cara kerjanya ini membuat transmisi yang satu ini bisa menghasilkan akselerasi yang lebih baik dari pada transmisi sebelumnya tetapi akan memiliki hambatan dan lebih terasa.
Hal ini yang juga membuat engine brake pada transmisi yang satu ini menjadi kurang bagus. Perbedaan lainnya terletak pada penggunaan bahan bakar dimana transmisi CVT akan menggunakan bahan bakar yang lebih sedikit karena perpindahan gigi akan menyebabkan penurunan RPM sehingga bahan bakar yang digunakan menjadi lebih sedikit.
Berbeda dengan transmisi konvensional yang akan membutuhkan lebih banyak bahan bakar karena akselerasi yang digunakan lebih tinggi. Namun perawatan untuk mobil dengan transmisi konvensional akan lebih murah.
Cara Kerja Transmisi Otomatis
Transmisi memiliki fungsi untuk menyalurkan tenaga supaya pengendara bisa mencapai percepatan yang diinginkan. Ada dua jenis transmisi pada mobil, yaitu transmisi manual dan transmisi otomatis. Transmisi manual memiliki rasio gigi.
Kalau kamu ingin berjalan lebih cepat maka kamu tidak boleh menggunakan gigi dua karena gigi 2 akan membuat mobil sulit untuk menambahkan kecepatan. Cara untuk memindahkan gigi pada mobil manual adalah dengan cara menggunakan kopling dan tuas perpindahan gigi.
Berbeda lagi pada mobil transmisi otomatis karena kamu tidak harus menggunakan kopling dan tuas perpindahan gigi. Transmisi otomatis hanya membutuhkan penggunanya untuk menggeser tuas dan menekan pedal gas sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan.
Transmisi otomatis bisa memindahkan gigi secara otomatis untuk penggunanya. Terdapat tiga komponen yang bisa kamu temukan pada mobil transmisi otomatis, yaitu planetary gear unit, torque converter dan hydraulic control unit. Hal ini membuat oli transmisi otomatis tidak akan memiliki fungsi sebagai pelumas saja tetapi juga bisa memindahkan gigi.
Kelebihan Transmisi Otomatis
Kelebihan yang harus kamu ketahui dari transmisi otomatis adalah kemudahan dalam mengoperasikan kendaraan karena transmisi ini tidak akan bergantung pada pedal kopling untuk bisa memindahkan gigi. Mereka yang baru saja belajar mengemudi pasti merasa kesulitan untuk menyelaraskan pedal kopling dan pedal gas.
Transmisi otomatis juga dibilang memiliki perpindahan kecepatan yang lebih mulus dibandingkan dengan transmisi manual. Kamu tidak akan bisa merasakan hentakan ketika memindahkan percepatan gigi. Hal ini membuat mobil dengan transmisi otomatis menjadi lebih banyak digunakan untuk penggunaan harian karena kenyamanannya.
Itulah artikel autotips terkait transmisi otomatis dan bagaimana cara menyetir Anda sangat berpengaruh terhadap masing-masing jenis transmisi tersebut.