{"wp_id":5687,"view_template":"template\/single","lang_name":"Bahasa Indonesia","lang_arr":{"en":{"id":8,"order":0,"slug":"en","locale":"en-US","name":"English","url":"https:\/\/www3.wuling.id\/en\/tag\/engine\/","flag":"https:\/\/www3.wuling.id\/wp-content\/plugins\/polylang-pro\/vendor\/wpsyntex\/polylang\/flags\/us.png","current_lang":false,"no_translation":false,"classes":["lang-item","lang-item-8","lang-item-en","lang-item-first"]},"id":{"id":11,"order":0,"slug":"id","locale":"id-ID","name":"Bahasa Indonesia","url":"https:\/\/www3.wuling.id\/id\/tag\/mesin\/","flag":"https:\/\/www3.wuling.id\/wp-content\/plugins\/polylang-pro\/vendor\/wpsyntex\/polylang\/flags\/id.png","current_lang":true,"no_translation":false,"classes":["lang-item","lang-item-11","lang-item-id","current-lang"]}},"lang_attr":"lang=\"id-ID\"","crumbs":{"json":"
Home<\/a> \/ Mesin<\/span><\/div>","schema":{"@context":"http:\/\/schema.org\/","@type":"BreadcrumbList","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/wuling.id\/id"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Mesin","item":"https:\/\/wuling.id\/id\/tag\/mesin\/page\/2"}]}},"wp_title":"Transmisi Mobil CVT: Keunggulan hingga Perbedaan dengan AT","wp_content":"

Jenis transmisi Continous Variable Transmission atau CVT kerap ditemukan pada mobil-mobil matik zaman sekarang. Transmisi CVT (Continuously Variable Transmission)<\/em> memiliki beberapa kelebihan dibandingkan transmisi otomatis konvensional. Kelebihan CVT adalah perpindahan gigi yang halus dan tanpa hentakanserta akselerasi yang lebih mulus. Selain itu, efisiensi bahan bakar juga lebih lebih baik.<\/p>\n

Apa Itu CVT?<\/h2>\n

CVT adalah jenis transmisi otomatis yang menggunakan sabuk baja dan dua puli untuk mengatur rasio perpindahannya. Diameter tiap puli dapat berubah sesuai kebutuhan. Bedanya CVT dan AT atau sistem transmisi otomatis konvensional adalah penggunaan gir untuk bisa mengatur rasio.<\/span><\/p>\n

Fungsi CVT itu sendiri pada mobil matic untuk memberikan perpindahan gigi yang lebih halus tanpa hentakan, sehingga meningkatkan kenyamanan berkendara dan efisiensi bahan bakar. Hal ini membuat akselerasi lebih responsif, konsumsi bahan bakar lebih hemat, serta mengurangi keausan komponen dibandingkan transmisi otomatis biasa.<\/span><\/p>\n

Meski kini ada banyak pabrik yang lebih menggunakan CVT sebagai bagian dari mobil baru tapi CVT sendiri sebenarnya sudah ada sejak lama. Konsep dari CVT sendiri juga sudah ada sejak tahun 1870-an. Dilihat dari ensiklopedia bebas Wikipedia, pada tahun 1879, Milton Reeves, seorang pionir pada industri otomotif Amerika Serikat menemukan sistem CVT yang waktu itu masih disebut sebagai variable speed transmission.<\/span><\/p>\n

Ia sebenarnya menggunakan transmisi ini untuk mesin gergaji kayu tetapi pada tahun yang sama ia menggunakannya pada mobil dan beberapa mesin industri. Seperti yang sudah diketahui, CVT bisa ditemukan pada sepeda motor yang sudah memiliki transmisi matik. Zenith Gradua 6HP merupakan salah satu kendaraan bermotor roda dua pertama yang menggunakan sistem CVT pada tahun 1911.<\/span><\/p>\n

Mobil Pertama dengan Transmisi CVT<\/h2>\n

Berdasarkan sumber yang sama seperti yang sebelumnya, kendaraan bermotor roda empat dari Belanda DAF 600 merupakan mobil massal pertama yang menggunakan transmisi CVT pada tahun 1958. Transmisi yang digunakan ini dikenal dengan nama Variomatic dan akhirnya digunakan pada mobil Volvo sampai tahun 1980-an.<\/p>\n

Setelah itu, pada tahun 1987, generasi kedua dari Ford Fiesta dan generasi pertama dari Fiat Uno merupakan salah satu mobil pertama yang menggunakan transmisi CVT dengan sabuk baja. Material ini membuat transmisi ini menjadi lebih kuat daripada transmisi CVT yang ditemukan pada mobil DAF.<\/p>\n

Sejak saat itu, transmisi CVT terus digunakan oleh banyak pabrik. Setiap pabrik juga menggunakan sistem ini dengan nama yang berbeda-beda seperti IVT milik Hyundai dan Kia atau Xtronic untuk Nissan. Kebanyakan pengguna mobil baru di Indonesia juga sudah cukup familiar dengan sistem CVT tetapi untuk lebih mengenal mengenai transmisi ini, ada beberapa hal yang bisa Anda ketahui.<\/p>\n

Bagaimana Cara Kerjanya?<\/strong><\/h2>\n

Transmisi CVT menggunakan sepasang puli yang dihubungkan oleh belt<\/i> atau sabuk baja. Kedua puli yang terhubung ke sabuk baja ini bisa membesar dan mengecil serta bergerak ke kiri atau ke kanan menuruti perintah sesuai putaran mesin dan laju mobil. Perubahan kedua puli ini membuat diameter sabuk ikut berubah. Diameter inilah yang menjadi rasio gigi pada transmisi CVT.<\/p>\n

Nah, adanya rasio gigi ini bekerja secara luas pada transmisi CVT untuk membuat perpindahan giginya bergerak secara berkelanjutan, sehingga tidak ada jeda dan hentakan di setiap perpindahan gigi.<\/p>\n

Jadi, hal itulah yang membuat perpindahan gigi pada transmisi CVT terasa halus atau sama sekali tidak terasa. Bisa Anda bandingkan ketika mengendarai mobil bertransmisi matik konvensional saat pergantian gigi, kepala Anda akan sedikit terhentak ke depan.<\/p>\n

Keunggulan Transmisi CVT<\/strong><\/h2>\n

Secara umum kelebihabn penggerak roda depan (FWD) adalah lebih sedikit komponen, efisien bahan bakar dan cenderung understeer.<\/p>\n

Transmisi CVT memiliki bobot yang lebih ringan dan kompak dibandingkan transmisi matik konvensional. Tentunya bobot ini turut berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar<\/a> mobil. Oleh karena itu transmisi CVT disebut-sebut lebih efisien.<\/p>\n

Tak hanya itu, transmisi matik juga bisa mengatur rasio gigi secara instan dengan kisaran tertentu yang juga turut membuatnya hemat bahan bakar. Mobil hybrid<\/i> pun banyak yang menggunakan transmisi CVT agar penggunaan bahan bakar bisa lebih hemat lagi.<\/p>\n

Mobil bertransmisi CVT juga sudah diprogram agar bisa menjaga putaran mesin. Hal ini berperan dalam menghantarkan tenaga yang optimal ketika mobil dijalankan. Dalam beberapa situasi, seperti sedang mendahului kendaraan lain, ini sangatlah berguna.<\/p>\n

Itulah sebabnya banyak produsen mobil di Indonesia memilih untuk menggunakan transmisi CVT pada mobilnya. Tak terkecuali Wuling yang menyematkan transmisi CVT pada Wuling Cortez CT<\/a>.<\/p>\n

Kekurangan Transmisi CVT<\/h2>\n

Sistem yang satu ini pastinya juga memiliki kekurangan dan harus diketahui oleh setiap pemilik mobil. Kekurangan paling sederhana yang dimiliki oleh mobil ini adalah sensasi yang diberikan-nya menjadi kurang sporty.<\/p>\n

Sistem transmisi ini memang memberikan pengalaman berkendara yang lebih halus tetapi tidak semua orang menyukai hal ini karena semua orang memiliki keinginan yang berbeda-beda. Kekurangan lainnya adalah suaranya yang cukup mengganggu. Hal ini karena sistem CVT memaksa mesin untuk berputar lebih tinggi saat dibandingkan dengan mesin yang menggunakan matic konvensional.<\/p>\n

Biaya perbaikan untuk mobil dengan sistem transmisi ini juga lebih mahal kalau dibandingkan dengan sistem transmisi lainnya. Hal ini disebabkan oleh perbaikan atau penggantian komponen pada sistem ini harus dilakukan secara menyeluruh dan tidak hanya bisa pada bagian yang rusak saja.<\/p>\n

Sistem transmisi ini juga lebih mudah untuk selip, overheating dan kehilangan akselerasi secara tiba-tiba. Getaran yang terlalu besar juga merupakan masalah yang dimiliki oleh sistem ini. Anda juga harus ingat kalau sistem ini menggunakan sabuk untuk bisa bekerja dengan baik.<\/p>\n

Ada beberapa kasus di mana sabuk pada sistem transmisi CVT mengalami gesekan yang terlalu berlebihan sehingga rusak.<\/p>\n

Untuk lebih ringkasnya, berikut adalah beberapa kekurangan yang dimiliki oleh transmisi CVT.<\/p>\n