{"wp_id":20006,"view_template":"template\/single","lang_name":"Bahasa Indonesia","lang_arr":{"en":{"id":8,"order":0,"slug":"en","locale":"en-US","name":"English","url":"https:\/\/www3.wuling.id\/en\/tag\/education\/","flag":"https:\/\/www3.wuling.id\/wp-content\/plugins\/polylang-pro\/vendor\/wpsyntex\/polylang\/flags\/us.png","current_lang":false,"no_translation":false,"classes":["lang-item","lang-item-8","lang-item-en","lang-item-first"]},"id":{"id":11,"order":0,"slug":"id","locale":"id-ID","name":"Bahasa Indonesia","url":"https:\/\/www3.wuling.id\/id\/tag\/edukasi\/","flag":"https:\/\/www3.wuling.id\/wp-content\/plugins\/polylang-pro\/vendor\/wpsyntex\/polylang\/flags\/id.png","current_lang":true,"no_translation":false,"classes":["lang-item","lang-item-11","lang-item-id","current-lang"]}},"lang_attr":"lang=\"id-ID\"","crumbs":{"json":"
Home<\/a> \/ Edukasi<\/span><\/div>","schema":{"@context":"http:\/\/schema.org\/","@type":"BreadcrumbList","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/wuling.id\/id"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Edukasi","item":"https:\/\/wuling.id\/id\/tag\/edukasi\/page\/5"}]}},"wp_title":"Baterai Mobil Listrik: Jenis, Kapasitas, hingga Harga","wp_content":"

Baterai pada mobil listrik merupakan sumber utama penyimpanan energi yang digunakan untuk menggerakkan motor listrik. Umumnya, baterai ini dirancang mampu bertahan antara 1.500 hingga 2.000 siklus pengisian penuh. Meski begitu, umur dan ketahanannya bisa berbeda-beda tergantung pada tipe kendaraan serta cara penggunaannya sehari-hari.<\/p>\n

Nah, apa saja jenis-jenis baterai mobil listrik<\/a>? Simak penjelasan dan karakteristiknya, harga baterai mobil listrik, serta cara perawatan mobil listrik agar baterai tetap awet.<\/p>\n

Baca Juga: Seberapa Besar Daya Tahan Baterai Mobil Listrik?<\/a><\/strong><\/p>\n

6 Jenis Baterai Mobil Listrik dan Bahan Bakunya<\/h2>\n

[caption id=\"attachment_20008\" align=\"alignnone\" width=\"1000\"]\"Jenis-Jenis Gambar Baterai Mobil Listrik[\/caption]<\/p>\n

Mobil listrik membutuhkan sumber energi yang kuat dan tahan lama. Oleh karena itu, ada beberapa jenis baterai yang sering digunakan pada mobil listrik. Berikut adalah beberapa jenis baterai yang sering digunakan pada mobil listrik:<\/p>\n

1. Lithium-ion (Li-ion)<\/h3>\n

Baterai lithium-ion (Li-ion) merupakan jenis baterai yang paling umum digunakan pada mobil listrik saat ini. Jenis baterai ini sebenarnya sudah cukup familiar karena juga dipakai di banyak perangkat elektronik seperti ponsel dan laptop. Namun, pada mobil listrik, baterai Li-ion hadir dalam skala yang jauh lebih besar, baik dari segi ukuran maupun kapasitas dayanya.<\/p>\n

Keunggulan utama baterai Li-ion adalah rasio daya terhadap beratnya yang sangat tinggi. Baterai ini juga efisien dalam menyimpan dan melepaskan energi, serta tetap memiliki performa yang baik meski digunakan pada suhu tinggi. Selain itu, kepadatan energinya pun lebih besar dibandingkan jenis baterai lain.<\/p>\n

Baterai lithium-ion mampu mengisi daya lebih cepat, bertahan lebih lama, dan memberikan tenaga yang kuat dalam kemasan yang ringan. Bobotnya yang lebih ringan membantu kendaraan menempuh jarak lebih jauh dalam satu kali pengisian. Tak hanya itu, baterai ini juga lebih aman bagi manusia karena tidak mengandung zat berbahaya.<\/p>\n

Salah satu nilai plus lainnya adalah tingkat self-discharge-nya yang rendah, sehingga lebih mampu mempertahankan daya saat tidak digunakan. Mayoritas baterai Li-ion pun bisa didaur ulang, menjadikannya solusi yang ramah lingkungan bagi pengguna kendaraan listrik.<\/p>\n

Baterai ini paling banyak ditemukan pada mobil listrik jenis Battery Electric Vehicle (BEV) dan Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV). Bahkan, mobil seperti Nissan Kicks e-Power juga mengandalkan baterai lithium-ion untuk sistem tenaganya.<\/p>\n

2. Nickel-Metal Hydride (NiMH)<\/h3>\n

Baterai nickel-metal hydride (NiMH) merupakan salah satu jenis baterai yang digunakan pada mobil listrik. Energi dalam baterai ini disimpan menggunakan hidrogen, sementara nikel dan logam lainnya berfungsi untuk menjaga kestabilan ion hidrogen di dalamnya.<\/p>\n

Baterai NiMH umumnya digunakan pada mobil hybrid (HEV), karena sistem pengisiannya tidak bergantung pada sumber daya eksternal, seperti listrik rumah, melainkan dari kinerja mesin, roda, dan pengereman.<\/p>\n

Keunggulan baterai ini terletak pada daya tahannya yang baik, sehingga usia pakainya lebih lama. Selain itu, baterai NiMH juga tergolong ramah lingkungan karena mengandung lebih sedikit bahan beracun dan lebih mudah untuk didaur ulang.<\/p>\n

3. Lead Acid<\/h3>\n

Baterai SLA (lead-acid) merupakan baterai isi ulang yang telah ada sejak lama. Jika dibandingkan dengan baterai lithium dan NiMH, baterai ini memang memiliki kapasitas yang lebih rendah dan berat yang lebih besar. Meski demikian, baterai SLA memiliki keunggulan dalam hal harga yang relatif terjangkau dan tingkat keamanan yang tinggi. Saat ini, sedang dilakukan pengembangan baterai SLA berkapasitas besar untuk mobil listrik. Namun, saat ini baterai SLA hanya digunakan pada kendaraan komersial sebagai sistem penyimpanan sekunder.<\/p>\n

4. Baterai Solid-State<\/h3>\n

Baterai solid-state merupakan inovasi yang menghilangkan elektrolit cair berat yang biasa terdapat dalam baterai lithium-ion. Elektrolit cair digantikan dengan elektrolit padat seperti gelas, keramik, atau bahan lainnya.<\/p>\n

Secara keseluruhan, struktur baterai solid-state mirip dengan baterai lithium-ion tradisional, namun tanpa adanya cairan, baterai ini dapat memiliki kepadatan energi yang lebih tinggi dan ukuran yang lebih kompak. Baterai ini mengeluarkan energi dan diisi ulang dengan cara yang serupa dengan baterai lithium-ion.<\/p>\n

Penggunaan baterai solid-state dalam industri mobil masih tergolong baru. Namun, baterai jenis ini telah digunakan selama beberapa tahun pada perangkat kecil seperti alat pacu jantung, perangkat yang dapat dikenakan, dan teknologi RFID.<\/p>\n

Baterai solid-state memiliki harapan yang tinggi dalam meningkatkan performa kendaraan listrik. Dengan kapasitas yang sama dengan baterai lithium-ion yang digunakan pada kendaraan, baterai solid-state dapat memiliki kapasitas antara dua hingga sepuluh kali lipat lebih besar.<\/p>\n

5. Baterai Nickel-Cadmium<\/h3>\n

Baterai ini memiliki berbagai keunggulan, seperti kepadatan penyimpanan yang signifikan dan masa pakai sekitar 500 hingga 1.000 siklus pengisian daya. Namun, baterai ini memiliki bobot yang cukup berat dan juga rentan terhadap penurunan performa.<\/p>\n

Penurunan performa baterai ini umumnya terjadi saat mengalami siklus pengosongan sebagian. Meskipun baterai Ni-Cd digunakan dalam produksi kendaraan listrik pada tahun 90-an, saat ini baterai ini dilarang karena mengandung bahan beracun seperti kadmium.<\/p>\n

6. Ultracapacitor<\/h3>\n

Baterai ultracapacitor bekerja dengan menyimpan cairan terpolarisasi antara elektroda dan elektrolit. Karena memiliki luas permukaan yang lebih besar, baterai ini mampu meningkatkan kapasitas penyimpanan energi.<\/p>\n

Baterai ini sangat cocok digunakan sebagai penyimpanan sekunder pada kendaraan listrik. Selain itu, ultracapacitor juga dapat memberikan tenaga tambahan pada kendaraan listrik saat melakukan akselerasi dan pengereman regeneratif.<\/p>\n

Namun demikian, baterai jenis ini mulai ditinggalkan karena telah hadir jenis baterai lain yang lebih efisien dalam hal performa, siklus hidup, dan harga.<\/p>\n

7. Ternary lithium-ion (NMC)<\/h3>\n

Baterai Ternary lithium-ion (NMC) termasuk salah satu jenis baterai mobil listrik yang paling populer di pasar. Baterai NMC memiliki keunggulan berupa kapasitas tinggi, tegangan tinggi, stabilitas termal baik, dan biaya rendah dibandingkan dengan baterai Li-ion lainnya. Baterai NMC juga mengandung nikel yang merupakan elemen penting untuk meningkatkan kinerja baterai Li-ion.<\/p>\n

Salah satu mobil listrik yang menggunakan baterai jenis Ternary lithium-ion (NMC) adalah Almaz Hybrid<\/a>. Kapasitas baterai mobil hybrid ini adalah 1.8 kWh dan memiliki tegangan 355 V24. Dengan teknologi baterai ini, Almaz Hybrid mampu menempuh jarak hingga 1.000 km dengan pengisian baterai penuh.<\/p>\n

Daya Tahan Baterai Mobil Listrik<\/h2>\n

Usia dan ketahanan baterai pada mobil listrik dapat bervariasi tergantung pada jenis baterai dan pengaturan kendaraan. Secara umum, rata-rata usia baterai mobil listrik berkisar antara 10-15 tahun atau sekitar 200 ribu kilometer.<\/p>\n

Usia baterai listrik juga tergantung pada jenis baterai yang digunakan. Baterai lithium-ion umumnya banyak digunakan dalam mobil listrik. Baterai ini akan mengalami siklus pengosongan saat digunakan dan diisi daya saat terhubung dengan stasiun pengisian daya listrik.<\/p>\n

Ketahanan mobil listrik juga dapat dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang sangat rendah atau tinggi dapat memengaruhi usia baterai. Suhu yang terlalu tinggi cenderung mengurangi masa pakai baterai mobil listrik dengan lebih cepat.<\/p>\n

Mobil listrik rata-rata memiliki baterai yang dapat diisi ulang hingga sekitar 1.000 kali pengisian daya penuh. Namun, setiap tahun umumnya usia baterai akan berkurang meskipun tetap dapat digunakan.<\/p>\n

Baterai mobil listrik yang telah mencapai 1.000 kali pengisian daya penuh biasanya mengalami penurunan kinerja hingga 40% dan tidak lagi optimal. Untungnya, beberapa produsen menawarkan jaminan penggantian baterai secara gratis.<\/p>\n

Video Seberapa Kuat dan Aman Baterai Wuling Air EV?<\/h3>\n